Unpredicted Love (Cerpen)

Unpredicted Love


Pagi ini aku menginjakkan kakiku di Kota Yogyakarta. Kota istimewa ini selalu pandai memikat para wisatawan yang berkunjung tak terkecuali denganku.

"Aduh gawat! Dimana alamat kakak ipar ibu ya? Aku lupaan banget sih!" sambil mencari handphone di dalam tas. 

"Halo bu, aku udah sampai di stasiun nih. Tapi... " belum selesai aku berbicara ibu sudah menyelaku.

"Iya kamu mah da lupaan jadi orang teh!" selanya dengan kesal.

"Iya bu, maafin atuh. Jadi, sekarang Laras harus kemana bu? Bingung ini teh. Ibu kasih tau atuh nomor hp nya om Darwin biar gampang ngehubunginnya" jawabku.

"Iya iya atuh sok tulisin 08573451xxxx" kata ibu.

"Nah gitu atuh bu, hehe. Ya udah, Laras pamit bu, mau hubungin dulu om Darwin" kataku sambil berlalu meninggalkan stasiun

Aku berjalan menyusuri jalan trotoar di tengah terik mentari dengan earphone yang tak pernah lepas dari telingaku. Aku menyukai musik yang bisa membuatku lebih tenang seperti musik klasik atau musik indie, kedua musik ini sangat menentramkan jiwaku yang sering meronta akan sandiwara hidup. Aku hanya gadis biasa berusia 21 tahun dengan postur tubuh normal, berkulit sawo matang dan berjilbab. Sempat aku tergelitik dengan cuitan orang-orang diluar sana yang mengatakan aku sangatlah manis, apalagi ditambah dengan tahi lalat yang berada di sebleah kiri daguku. Entahlah aku rasa mereka hanya ingin terlihat ramah didepan wisatawan baru ini.

"Halo om Darwin" kini aku berhenti sejenak sambil menelpon om Darwin.

"Iya halo Ras, Laras itu dimana?" tanyanya.

"Laras masih di... " entah kenapa mulutku dibekap oleh seseorang dari arah belakang hingga tak ada satupun kata yang terucap.

"Halo! Ras! Halo Laras!" suara om Darwin masih sangat jelas ditelingaku. Ingin rasanya aku berteriak dan meminta tolong. Tapi entah kenapa kepalaku menjadi terasa pusing sekali dan rasanya aku akan jatuh.

Prak' sepertinya aku menjatuhkan handphone-ku. Aku sudah sangat lemas sekali hingga aku tak bisa berbuat apa-apa. Kemudian, kurasakan seseorang menggendong tubuhku.

*bersambung

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bunga Tidur Tersayang

Between Past and Future

Tentang Kata Cemburu